Setiap detik dia menulis
di selembar kertas kosong, dan selembar kertas yang sudah tercoret
menulis, menghapus, menulis, menghapus, kemudian menulis lagi
tidak sedetik pun dia lewatkan tanpa menulis, bahkan ketika tangannya hanya menapak di meja
apapun dia gariskan di atas kertas
dengan guratan kuat, lembut, hingga merobek
Terkadang dilemparnya kertas ke tempat sampah
ketika kabut menghalangi pandangan
Suatu malam dia tertegun
menatap kertas yang penuh coretan nista
hanya terdiam bersama api
Memandang sebentar ke langit-langit
kemudian tertawa keras
lalu meneteskan air mata
Dia pun beranjak dari kursi, dan mengumpulkan karya tulisnya
disiramnya dengan minyak, dibakarnya sampai habis
Kembali dia duduk di kursi yang sama
Kini dengan senyum di wajahnya
Menatap kertas kosong di hadapannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar